Tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa aset yang dapat dijaminkan di bank tidak melulu berupa bukti kepemilikan kendaraan bermotor maupun sertifikat tanah atau rumah. Aset likuid yang berbunga seperti tabungan, deposito, obligasi dan surat berharga lainnya, pun dapat dijadikan agunan kredit di bank.
Di BPR Weleri Makmur tersedia produk kredit yang menawarkan pinjaman kepada nasabah dengan agunan berupa rekening tabungan, deposito dan produk simpanan lainnya. Produk ini dinamai kredit Back to Back. Produk ini dapat diajukan oleh nasabah yang memiliki produk simpanan di BPR Weleri Makmur, misalnya Tamasha, deposito, dan tabungan lainnya. “Aset yang dijaminkan bisa atas nama sendiri maupun atas nama pasangan, ”kata Kasie Pengembangan Bisnis BPR WM, Muhammad Sri Tulus.
Keuntungan yang ditawarkan produk kredit ini adalah suku bunga yang hanya 0,8 persen flat per bulan. Adapun plafon pinjaman juga bisa lebih tinggi, yakni 80% untuk jaminan tabungan Tamasha sedangkan untuk deposito nilai taksasinya mencapai 95% dari nilai aset yang dijaminkan. Tulus mengatakan, kredit Back to Back sangat cocok untuk nasabah yang membutuhkan dana mendadak namun tanpa mengurangi saldo tabungan maupun dana depositonya. “Dan yang makin menguntungkan, nasabah bisa tetap menerima pendapatan bunga bulanan dari tabungan maupun depositonya.” Dia juga menjamin proses pelayanan kredit dilayani dengan cepat, yakni maksimal satu hari kerja, sehingga nasabah tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pinjaman.
Nasabah yang tertarik untuk mendapatkan fasilitas ini dapat mengajukan pinjaman dengan mengisi formulir permohonan kredit di seluruh kantor pelayanan BPR Weleri Makmur. Adapun persyaratan yang dibutuhkan antara lain fotokopi KTP pemohon, Fotokopi KTP atas nama pemilik aset (bila aset bukan atas nama sendiri), Kartu Keluarga, Surat Nikah (untuk yang sudah menikah), dan fotokopi aset (Bilyet deposito / Buku Tabungan). Nasabah yang pengajuan kreditnya disetujui wajib membawa bukti asli kepemilikan aset, KTP asli dan KTP asli atas nama pemilik aset saat pencairan pinjaman. [LAU]
Nasabah BPR Weleri Makmur yang terhormat, Dalam rangka pencegahan penularan virus Covid 19, maka diharapkan untuk pembayaran angsuran dilakukan secara non tunai melalui transfer Bank.
Berikut kami informasikan nomor rekening atas nama “PT BPR Weleri Makmur” di Bank Umum:
NAMA BANK
NOMOR REKENING
Danamon
23244924
CIMB Niaga
800135098800
Permata
1813448889
OCBC NISP
039.800.007997
BTN
0032601300000409
Mandiri
1360016100346
BCA
1820267997
BNI
0563228425
Setelah melakukan transfer, bukti transaksi dapat dikirim melalui WA dengan nomor 08112760083 atau ke nomor WA karyawan BPR WM yang Bapak/Ibu kenal disertai dengan nomor rekening tujuan dan nama nasabah di BPR WM.
Demikian pengumuman ini kami sampaikan , atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Bagi masyarakat kini tak perlu
repot harus datang ke kantor pelayanan BPR WM untuk mengajukan kredit. Sebab
BPR WM telah meluncurkan situs pengajuan kredit online yaitu kredit69.com,
yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengisi dan mengajukan permohonan
Kredit 69 secara online dimanapun mereka berada dan
kapanpun mereka mau tanpa harus
meninggalkan rumah ataupun kantor.
Kredit 69 adalah salah
satu produk kredit unggulan BPR WM. Kredit ini menawarkan pinjaman dengan
plafon mulai Rp 30 juta dan suku bunga mulai 0,69 persen per bulan.
Melalui situs kredit69.com,
masyarakat dapat menghitung simulasi kredit sebelum mengajukan pinjaman.
Caranya cukup mudah, cukup dengan mengisi jumlah dana yang dibutuhkan, jangka
waktu yang diinginkan dan memilih agunan yang akan dijaminkan.
Untuk agunan kendaraan
(BPKB) plafon mulai Rp 30 juta hingga Rp 500 juta. Adapun untuk agunan tanah
dan atau bangunan (SHM/SHGB) plafon
dapat mencapai Rp 2 miliar.
Selanjutnya akan
muncul simulasi angsuran per bulannya. Jika setuju dan
bersedia, maka cukup mengklik
tombol ‘Setuju, Ajukan Sekarang’ dan akan diarahkan ke laman yang harus diisi
berkaitan dengan informasi pribadi dari nasabah.
“Data nasabah yang
sudah masuk akan kami proses dan ditindaklanjuti tim yang ada di lapangan.
Bahkan jika semua syarat sudah lengkap, permohonan kredit bisa kami proses dan
cairkan dalam waktu satu hari kerja,” terang Kepala Seksi Pengembangan Bisnis
BPR WM Muhammad Tulus.
Inovasi
Tulus mengatakan,
situs kredit69.com ini merupakan inovasi BPR WM untuk memudahkan masyarakat mengajukan
kredit secara online. Kehadiran situs ini merupakan pengembangan dari situs
terdahulu, klikwm.com yang memungkinkan masyarakat mengakses seluruh produk keuangan di BPR
Weleri Makmur.
“Kalau klikwm.com
berisi seluruh produk yang kami miliki. Tidak hanya kredit, tapi juga tabungan
dan deposito. Sedangkan kredit69.com ini khusus untuk pengajuan Kredit 69 dengan
tampilan yang user-friendly, mudah dipahami dan simpel. Aplikasi ini juga
mobile friendly sehingga bisa diakses
masyarakat secara mudah dari smartphone miliknya, kapan pun dan di manapun,”
katanya.
Tulus
menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir data pribadinya
akan tersebar kepada pihak ketiga. Sebab BPR WM merupakan bank yang kredibel
dan mengutamakan privasi nasabah. “Seluruh data nasabah akan kami jaga
kerahasiaannya dan tidak akan kami salahgunakan,” ta
Kebangkrutan bukan hal yang dicita-citakan setiap pengusaha. Namun ketika hal itu terjadi, pilihannya hanya dua : menyerah pada keadaan atau kembali bangkit.
Basuki Adi Nugroho memilih untuk bangkit kembali setelah usaha produksi rotinya mengalami kebangkrutan. Namun proses untuk memulai segalanya dari nol bukan hal yang mudah. Saat akan mengajukan pinjaman modal misalnya, Adi mendapat penolakan dari sejumlah bank yang meragukan kemampuannya membayar angsuran.
“Dalam kondisi seperti itu, hanya BPR WM yang mau meminjami modal. Maka ketika usaha saya sukses seperti sekarang, itu juga berkat bantuan dan kepercayaan dari BPR WM. Jadi saya sangat berterima kasih pada BPR WM,” ujar Adi, sapaan Basuki Adi Nugroho.
Tak ingin mengalami kegagalan yang sama, Adi pun mengubah haluan bisnisnya. Dia yang semula memproduksi roti, kini lebih menekuni bisnis distribusi roti kemasan. Bekerja sama dengan berbagai pabrik roti dan produsen makanan ringan, Adi mendistribusikan produknya ke berbagai pasar di Semarang, Kendal hingga Purwodadi. Kini, Adi bisa mengantongi omset hingga Rp 900 juta per bulan.
Minim Resiko
Bisnis distribusi roti, dirasakan Adi, lebih minim resiko daripada produksi roti. Terlebih, dia memilih roti yang daya tahannya lebih lama.
Beberapa pabrikan rekanannya pun bersedia menerima kembali roti yang berjamur. Pun jika pabrik tidak menerima roti yang berjamur, roti itu bisa dijual kembali sebagai pakan ternak.
Dengan bekerja sama dengan pabrikan roti, Adi mampu memenuhi tingginya permintaan pasar terhadap roti. Kualitas roti pun jauh lebih terjamin lantaran pabrik umumnya menggunakan mesin untuk berproduksi, sehingga minim sentuhan tangan manusia.
“Sentuhan tangan manusia itu ada andilnya dalam membuat roti cepat berjamur. Maka kalau produksi pakai mesin, pasti produknya lebih higienis dan tahan lama. Rasa dan kematangan juga pasti terjamin,” ujarnya.
Adi sebenarnya masih memproduksi roti namun dalam skala kecil. Setiap hari, pabrik kecilnya hanya memproduksi 7 jenis roti berlabel Sabila dan Adi Jaya. Produksinya ditujukan untuk memenuhi permintaan pelanggan lamanya. Meski demikian dia tidak berminat untuk kembali memperbesar skala produksi rotinya.
“Jadi produsen itu lebih banyak resikonya, apalagi roti adalah produk basah dan gampang berjamur. Itu juga yang menyebabkan kebangkrutan usaha saya dulu. Uang tidak didapat, justru produk kembali dalam rupa sudah berjamur, modal habis. Kalau sudah seperti ini, merk pun harus ikut ganti untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” kenang Adi.
Berbagi
Adi menekankan, kunci suksesnya bukan semata karena kepiawaiannya berbisnis melainkan karena kemauannya berbagi dengan karyawan dan sales yang membantunya mendistribusikan roti.
“Kalau saya mau, saya bisa saja ambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Tapi itu tidak saya lakukan. Biar saja keuntungan kecil tapi bisa berbagi dengan orang-orang yang terlibat di bisnis ini.”
Semarang – Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Kudus
pada musim kemarau lalu mengusik kepedulian para anggota Weleri Makmur Riders
Community (WMRC). Komunitas penghobi berkendara ini pun menginisiasi
penggalangan dana di antara WMers, sebutan untuk karyawan BPR Weleri Makmur.
Hasil donasi yang terkumpul lantas digunakan untuk
membeli air bersih dan disumbangkan sepenuhnya kepada warga yang terdampak
bencana kekeringan, November 2019 lalu.
Bukan kali itu saja. Sebelumnya, WMRC juga
mengadakan kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Mulia Muta’alimin Semarang
pada 27 Juli 2019. Kegiatan ini dilaksanakan untuk merayakan HUT WMRC ke-3 yang
jatuh pada 8 Juli 2016.
“Untuk merayakan HUT WMRC ke-3 kami mengadakan
road trip ke Magetan dan bakti sosial di panti asuhan, sebagai wujud syukur
kami berbagi dengan sesama yang membutuhkan,” ucap Donald Lintin Yurisdwiputra,
Ketua WMRC.
Touring
WMRC merupakan wadah silaturahmi karyawan BPR Weleri
Makmur yang hobi mengendarai sepeda motor. Di awal terbentuknya, komunitas ini
hanya berisikan 6 riders. Bersama, mereka sering mengadakan trip ke luar kota
untuk menyalurkan hobi berkendara.
Seiring berjalannya waktu, anggota WMRC bertambah.
Tidak hanya berisikan karyawan kantor pusat, melainkan juga karyawan dari
beberapa kantor cabang BPR Weleri Makmur.
Meski
bermula dari WMers, Donald mengatakan, tidak menutup kemungkinan bahwa WMRC
bisa diikuti oleh suami atau istri dari WMers.
Agenda touring tak bisa lepas dari sebuah komunitas
sepeda motor, pun WMRC rutin mengadakan setiap bulannya. Mengingat kesibukan
mereka sebagai karyawan perusahaan, touring biasanya diadakan saat libur.
“Kami ada trip panjang dan trip pendek. Setiap
bulan agendanya bergantian, kalau bulan ini trip panjang maka bulan depan trip
pendek. Untuk trip pendek biasanya bisa dilakukan dalam satu hari, sedangkan
trip panjang perjalanannya cukup jauh sehingga harus menginap,” terang Donald.
Sejumlah trip yang pernah mereka lakukan yakni trip
ke Jogja dan Magetan (trip panjang) serta Kudus dan Posong, Temanggung (trip
pendek).
Dukungan
Perusahaan
Donald
menyadari keberadaan WMRC tidak lepas dari peran perusahaan yang mengakui dan
tak henti memberikan dukungan pada komunitas ini. Untuk itu, mewakili anggota
WMRC lainnya, dia mengapresiasi dukungan yang diberikan BPR Weleri Makmur.
“Berkat dukungan dari perusahaan dan WMers, WMRC
makin berkembang dan dapat melaksanakan berbagai kegiatan komunitas maupun
sosial. Semoga ke depannya WMRC terus eksis dan dapat berbuat baik untuk
sesama,” katanya.
Fenomena perubahan gaya transaksi jual beli ini dikenal dengan istilah cashless society (masyarakat tanpa uang tunai). Seperti yang terlihat, istilah tersebut merujuk pada kondisi masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi barang dan jasa dibandingkan dengan uang fisik. Menurut survei yang dilakukan oleh LinkedIn danIpsos Reid pada 2015, 51 persen generasi milenial membayangkan transaksi di masa depan akan berlangsung secara cashless. Hasil tersebut didapatkan dari 9.200 total responden pengguna internet dari 10 negara yang berbeda dan terdiri dari generasi milenial dan generasi X. Lalu bagaimanakah generasi milenial seharusnya bersikap dalam menghadapi perubahan gaya dalam bertransaksi ini? Menurut perencana keuangan,Eko Endarto, sebagaimana dikutip dari laman kumparan.com menguraikan tanggapannya seputar fenomena cashless society ini. Eko menyebut sistem cashless sebenarnya memiliki beberapa keunggulan, misalnya, transaksi yang lebih detail, lebih aman, serta lebih mudah. Selain itu, perkembangan teknologi sangat mempengaruhi generasi milenial untuk menjadi cashless. “Teknologi membuatnya mau tidak mau pasti akan lanjut, zaman mereka pasti nontunainya pasti lebih banyak karena mereka dikasih dari orang tua pun tidak pernah lagi sekarang tunai kan, sudah main transfer-transfer aja. Sejak lahir sudah ada ATM, kita dulu kan belum,” ujarnya.
Meski demikian, Eko menilai fenomena cashless ini tidak berpotensi membuat generasi milenial menjadi boros. Hanya saja, hal ini cenderung membuat milenial menjadi tidak mengerti nilai (value) uang yang dimilikinya, karena nilai uang itu sendiri saat ini menjadi agak kabur. “Boros sih nggak, tapi kadang-kadang mereka tidak mengerti value uangnya. Ya, jadi kadang-kadang mereka menganggap angka 100 (rupiah) sama dengan angka 100 ribu, sama dengan 1 juta nih, dalam hal membelanjakannya, karena nilai uangnya jadi agak kabur nih ketika kita menggunakan cashless karena kan sekadar angka, sekedar nolnya banyak, ya kan? Dulu kan kita bikinnya warnanya berbeda, ada koin ada kertas. Sekarang ya sekadar belanja aja,” jelas Eko. Maka dari itu, Eko juga menyarankan agar generasi milenial tidak hanya menggunakan uang yang dimiliki untuk berbelanja saja. “Sebaiknya, selain menggunakan uang untuk belanja, mereka juga harus punya produk investasi,” jelasnya. Eko sendiri menjelaskan kalau saat ini terdapat banyak bentuk investasi yang bisa dimiliki oleh generasi milenial dengan cukup mudah. Beberapa di antaranya seperti tabungan berjangka, bermain saham online, reksa dana, serta membeli emas. [LAU]
CSR BPR Weleri Makmur memberikan bantuan berupa Mobil Ambulance kepada PCNU Kab. Kendal. Pada acara HARLAH NU Ke 94 di Kab. Kendal. BPR WM berharap bantuan mobil Ambulans ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Sejak didirikan 30 tahun yang lalu, BPR Weleri Makmur terus tumbuh dan menunjukkan perkembangan positif. Dari semula satu kantor kini berkembang menjadi 24 kantor pelayanan yang tersebar di 7 kota/kabupaten. Dari modal awal hanya Rp 100 juta hingga saat ini total aset telah mencapat lebih dari Rp 500 miliar. Direktur Utama BPR Weleri Makmur Kerry Thamrim mengatakan lima tahun terakhir, kinerja BPR Weleri Makmur tumbuh 15 persen, jauh di atas rata-rata industri. Jumlah nasabah mencapai 30 ribu rekening, dengan jumlah penyaluran kredit mencapai Rp 380 miliar. Pertumbuhan BPR Weleri Makmur bukan isapan jempol semata. Tahun 2019 lalu BPR Weleri Makmur masuk Top 100 BPR menurut majalah keuangan The Finance. Penilaian ini didasarkan atas kinerja dua tahunan BPR, mulai tahun 2016 – 2018, untuk BPR dengan aset di atas Rp 100 miliar. “Bukan hal yang mudah untuk bisa masuk ke jajaran Top 100 BPR, apalagi di tingkat nasional, karena penilaiannya kinerja dua tahunan. Maka pencapaian kinerja harus benar-benar konsisten,” terang Kerry. Selain itu, BPR Weleri Makmur juga kembali mendapatkan penghargaan dari analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, dengan predikat ‘Sangat Bagus’ untuk kategori BPR beraset Rp 250 miliar sampai dengan di bawah Rp 500 miliar. Penilaian diukur berdasarkan aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi. Hasil penilaiannya, kinerja BPR Weleri Makmur tahun 2018 mendapatkan nilai 91.82 dari skala 100 sehingga layak mendapatkan predikat BPR dengan kinerja ‘Sangat Bagus’. “Adanya penilaian seperti ini tentunya melecut semangat kami untuk terus mencatatkan kinerja positif. Jika tahun lalu aset kami masih di bawah Rp 500 miliar, tahun 2019 ini bisa closing di atas Rp 500 miliar,” harapnya.
Prudent Banking Kerry mengatakan, pertumbuhan BPR Weleri Makmur tak lepas dari kemauan perusahaan menaati regulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Regulasi, di satu sisi terkesan sebagai pagar pembatas, namun di sisi lain, menurut Kerry, mencegah bank dari kerugian. “Setiap ada regulasi dari BI atau OJK selalu kami lihat sisi positifnya. Memang terkesan seperti pagar-pagar yang membatasi ruang gerak, tetapi pagar itu memang sebaiknya tidak dilompati. Ini semua demi keamanan bank yang ujungnya adalah keamanan nasabah juga,” kata Kerry. Prinsip kehati-hatian bank (prudent banking) ini pun menjadi pedoman yang dijalankan BPR Weleri Makmur semenjak awal berdiri. Keamanan bank menjadi pertimbangan utama lalu disusul kepuasan nasabah. “Harus berpikir bank aman dulu baru kepuasan nasabah. Kalau mengutamakan kepuasan nasabah lalu banknya tidak aman, maka bank tidak akan bertahan lama akhirnya nasabah juga yang dirugikan. Kalau keamanan bank terjaga, kepuasan nasabah ada maka profit akan mengikuti. Itu prinsip yang diajarkan oleh founding father kami,” tandas Kerry.
Ada ungkapan yang berbunyi “bisnis terbaik adalah hobi yang dibayar”. Maka tak sedikit pengu- saha yang memulai usahanya dari hobi. Namun cerita berbeda justru dialami oleh Taufiq Adi Bowo. Warga Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten ini memulai usaha bukan karena hobi melainkan karena kejeliannya menangkap peluang bisnis produksi telur bebek dan telur puyuh. Sebelum menjajal peruntungan sebagai peternak telur bebek, Bowo, demikian dia akrab disapa, mencari nafkah dari pekerjaan sebagai sopir truk. Setiap malam, Bowo harus begadang untuk mengoperasikan truk dan men- gangkut barang ke berbagai daerah. Dari uang hasil kerjanya, Bowo membelikan bebek petelur untuk dipelihara oleh sang ibu di kandang belakang rumahnya.
“Ternyata hasil jual telur bebek kok sama dengan hasil kerja saya yang tiap malam begadang jadi sopir truk. Dari situ lalu saya memutuskan untuk berhenti jadi sopir truk dan menekuni bisnis ini,” ujarnya. Pilihan Bowo untuk menekuni usaha ternak bebek terbilang nekat lantaran dia sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang teknik beternak bebek petelur. Namun dia tak kehabisan akal. Memanfaatkan kecanggi- han teknologi, Bowo belajar cara berbisnis bebek petelur via You- tube. Jika butuh teman diskusi, dia tak segan bertanya kepada pedagang maupun peternak bebek di pasar. Sebagai peternak pemula, perjalanan bisnis Bowo tidak langsung menuai hasil. Dia sempat mengalami masa di mana telur hasil produksinya tidak laku terjual. Lagi-lagi, dia memanfaat- kan teknologi untuk memasarkan produknya. “Saya jual telur bebek secara online, di paguyuban peternak telur bebek se-Indo- nesia. Dari situ ada pembeli dari Semarang yang berminat dan memesan dalam jumlah besar. Sampai sekarang kalau ambil 3.000 butir per minggu. Yang dari Klaten juga ada yang berminat, tapi skala kecil saja.”Kegigihan dan semangatnya untuk berbisnis membuat usah- anya berkembang dengan pesat. Bebeknya yang semula 300 ekor, berkembang menjadi 800 ekor dan saat ini 1.200 ekor. Semakin besar skala usahanya, Bowo menyadari perlunya membangun kandang baru yang lebih besar. Apalagi lahan belakang rumah orang tuanya tak lagi muat untuk menampung unggas peliharaann- ya. Tanah sawah milik keluargan- ya pun disulap menjadi rumah sekaligus kandang bebek.
Bunga Rendah
Biaya untuk membangun kan- dang baru tidaklah sedikit. Sedangkan omzet yang didapat Bowo harus digunakannya untuk memutar bisnis. Maka Bowo men- gajukan pinjaman di BPR Weleri Makmur cabang Klaten. Dia tertarik menjadi debitur di BPR Weleri Makmur lantaran murahn- ya suku bunga yang ditawarkan. “Bank lain rata-rata menawarkan pinjaman dengan bunga di atas 1 persen. Sedangkan BPR Wel- eri Makmur justru menawarkan bunga di bawah 1 persen. Tanpa pikir panjang, saya langsung mengajukan pinjaman. Alham- dulillah prosesnya mudah dan cepat. Pinjaman pertama saya Rp 150 juta disetujui dan cair dalam waktu kurang dari seminggu. Jadi saya bisa langsung membangun kandang baru,” ujarnya. Berkat pinjaman modal dari BPR Weleri Makmur, Bowo bisa membangun kandang baru dan merambah bisnis produksi telur puyuh. Bisnis ini dimulainya per awal tahun ini setelah melihat peluang menjanjikan dari penjua- lan telur puyuh. Prediksi Bowo ternyata tepat. Telur puyuh produksinya banyak diminati pembeli dari luar daer- ah. Setiap minggu, Bowo harus menyediakan 25 ribu butir telur puyuh untuk dikirim ke pelang- gannya di Semarang.
Modal awalnya sebanyak 3.000 ekor puyuh, kini berkembang menjadi 10 ribu ekor hanya dalam beberapa bulan. Dalam sebulan, setidaknya Bowo mengantongi omzet Rp 6-7 juta dari penjualan telur bebek, di tambah Rp 8 juta dari penjualan telur puyuh. Belum lagi pemasu- kan dari penjualan daging bebek dan puyuh yang masuk masa afkir. Tak heran, dalam waktu 6 bulan saja, usahanya sudah balik modal. Meski tidak mengawali usaha dari hobi, namun Bowo telah me- nemukan bakat terpendamnya sebagai pengusaha telur bebek dan puyuh. Dan hal ini tidak akan dia ketahui andai saja dia tidak pernah mencoba bisnis ini. [LAU]